Salam sejahtera untuk kita semua, selamat datang di suara papua ID, tempat dimana suara rakyat papua diutarakan khususnya untuk seluruh masyarakat Papua yang terus berjuang mempertahankan hak atas tanah, budaya, dan kehidupan mereka. Hari ini, kita akan membahas sebuah kenyataan pahit yang sedang berlangsung di tanah Papua, sebuah wilayah kaya akan keindahan alam, tradisi luhur, dan keragaman budaya yang kini berada di ambang kehancuran.
Atas nama pembangunan dan integrasi nasional, kita
menyaksikan bagaimana tanah Papua dirampas, hutannya dieksploitasi, budayanya
dilucuti, dan generasinya dibinasakan secara sistematis. Bahkan, kini proses
penghancuran ini mencapai dimensi spiritual, dengan upaya pemaksaan perubahan
keyakinan yang mencerminkan strategi panjang untuk melemahkan identitas orang
Papua dari segala aspek.
Ini bukan hanya tentang kerugian lingkungan atau budaya; ini
adalah ekosida dan genosida yang nyata. Oleh karena itu, saatnya kita
mengangkat suara, memahami akar masalah, dan mencari solusi demi menjaga
keberlangsungan hidup masyarakat asli Papua, yang merupakan penjaga sejati
tanah ini."
Pertama : Atas Nama Negara
Indonesia Menguasai Tanah Papua
1. Kebijakan integrasi Papua ke Indonesia
melalui Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) 1969 yang kontroversial.
2. Peningkatan kehadiran militer sebagai
alat kontrol terhadap wilayah Papua.
3. Kebijakan otonomi khusus yang dinilai
tidak memadai untuk menjawab aspirasi rakyat Papua.
4. Penguasaan sumber daya alam oleh
perusahaan negara dan multinasional tanpa melibatkan masyarakat adat.
5. Marginalisasi masyarakat asli Papua dalam
proses pengambilan keputusan politik dan ekonomi.
Kedua : Menghancurkan Alam
Papua
1. Perluasan wilayah tambang besar seperti
Grasberg oleh Freeport McMoRan yang merusak ekosistem.
2. Pembangunan infrastruktur tanpa
mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang.
3. Perubahan tata ruang hutan menjadi area
perkebunan kelapa sawit dan pertambangan.
4. Penurunan kualitas air dan hilangnya
habitat satwa akibat pencemaran lingkungan.
5. Hilangnya kawasan konservasi penting yang menjadi sumber kehidupan masyarakat adat.
Ketiga : Mengeksploitasi Hutan
Papua
1. Pembalakan liar yang masif dan didukung
oleh oknum berpengaruh.
2. Konversi lahan hutan menjadi perkebunan
besar seperti kelapa sawit.
3. Kehilangan hutan primer yang menjadi
salah satu paru-paru dunia.
4. Pengurangan wilayah adat yang secara
tradisional bergantung pada hutan.
5. Hilangnya spesies flora dan fauna endemik
Papua akibat deforestasi.
Keempat : Menghancurkan Budaya
Papua
1. Penghilangan dan marginalisasi tradisi
adat melalui kebijakan modernisasi yang tidak sensitif budaya.
2. Penghapusan sistem kepemilikan tanah adat
untuk kepentingan pembangunan.
3. Dominasi budaya luar yang mengikis bahasa
dan seni tradisional Papua.
4. Stigma dan diskriminasi terhadap adat dan
tradisi lokal sebagai bentuk primitivisme.
5. Hilangnya identitas kultural akibat
urbanisasi dan transmigrasi besar-besaran.
Kelima : Membinasakan Generasi
Papua
1. Akses pendidikan dan kesehatan yang minim
di wilayah pedalaman.
2. Tingginya angka kekerasan dan pelanggaran
HAM terhadap masyarakat Papua, termasuk anak-anak.
3. Pengaruh miras dan narkoba yang
menghancurkan masa depan generasi muda.
4. Diskriminasi sistemik yang membatasi
kesempatan kerja dan pendidikan bagi orang asli Papua.
5. Rendahnya harapan hidup akibat minimnya
perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat Papua.
Keenam : Pemindahan dan
Penghancuran Kepercayaan melalui Islamisasi
1. Program transmigrasi yang membawa
populasi Muslim ke wilayah mayoritas Kristen.
2. Pembangunan masjid besar dan fasilitas
pendukung di wilayah adat Papua Barat.
3. Pengaruh politik dan ekonomi yang
mempromosikan dominasi agama tertentu.
4. Marginalisasi kepercayaan lokal dan
tradisi keagamaan Kristen.
5. Ketidaksetaraan dalam kebijakan agama
yang memicu perpecahan sosial.
Sebagai penutup, kita harus
menyadari bahwa isu yang terjadi di Papua bukanlah sekadar masalah lokal,
tetapi mencerminkan sebuah pelanggaran terhadap kemanusiaan, hak asasi manusia,
dan keberlanjutan lingkungan. Kita telah membahas bagaimana tanah Papua, hutan
Papua, budaya Papua, dan bahkan iman orang Papua menghadapi ancaman yang
sistematis dan terstruktur.
Namun, harapan belumlah padam.
Perlawanan untuk mempertahankan hak atas tanah, budaya, dan masa depan masih
terus hidup dalam jiwa masyarakat Papua. Kini, kita semua—baik orang Papua
maupun yang berada di luar Papua—memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara
dan bertindak.
Mari kita berdiri bersama
melawan ekosida dan genosida ini. Mari kita menjadi bagian dari perubahan yang
melindungi keberadaan masyarakat adat Papua, menghormati kepercayaan mereka,
dan menjaga kekayaan alam serta budaya mereka. Karena jika Papua hilang, bukan
hanya orang Papua yang kehilangan, tetapi kita semua yang menjadi bagian dari
bangsa ini."
suara papua.id
0 Komentar